Para ilmuwan telah menemukan fosil-fosil tengkorak dari suatu spesies manusia yang tumbuh tidak lebih besar dari kanak-kanak berusia
Tengkorak pertama dari spesies yang kemudian disebut sebagai Homo floresiensis atau Manusia Fores itu ditemukan September 2003. Ia berjenis kelamin perempuan, tingginya saat berdiri tegak kira-kira satu meter, dan beratnya hanya 25 kilogram. Ia diduga berumur sekitar 30 tahun saat meninggal 18.000 tahun lalu.
Tengkorak dan tulang belulangnya ditemukan dalam sebuah lokasi endapan di goa Liang Bua, dimana dijumpai pula beberapa peralatan batu dan tulang belulang gajah kerdil, hewan-hewan pengerat sebesar anjing, kura-kura raksasa, dan tulang Komodo. Perbandingan ukuran tengkorak Homo floresiensis dengan tengkorak manusia modern, Homo sapiens. Karena ukurannya, Homo floresienses dianggap sebagai penemuan paling spektakuler dalam dunia paleoanthropology sejak setengah abad ini, dan dilukiskan sebagai spesies manusia paling ekstrim yang pernah ditemukan.
Mereka tinggal di
"Penemuan ini benar-benar tidak disangka," kata Chris Stringer, direktur program Human Origins di Museum Natural History,
Para peneliti memperkirakan orang-orang kerdil ini hidup di
Dalam komentarnya di majalah Nature, Marta Mirazón Lahr dan Robert Foley, keduanya dari Leverhulme Centre for Human Evolutionary Studies di Universitas Cambridge, mendeskripsikan Homo floresiensis sebagai spesies yang akan mengubah pandangan kita mengenai geografi evolusi manusia, biologi, dan kebudayaan purba.
Penemuan ini menunjukkan bahwa genus Homo ternyata lebih bervariasi dan lebih luwes dalam kemampuan adaptasinya dibanding perkiraan semula. Genus Homo sendiri termasuk di dalamnya adalah manusia modern (Homo sapiens), Homo erectus, Homo habilis, dan Neandertals, memiliki ciri-ciri adanya rongga otak yang relatif besar, posturnya tegak, dan mampu membuat peralatan.
"Homo floresiensis adalah tambahan bagi daftar spesies manusia yang hidup pada waktu bersamaan dengan manusia modern. Saya kira orang-orang akan terkejut mendengar beberapa ribu tahun lalu kita tidak sendirian," kata Brown.
Walau tubuhnya lebih kecil, otaknya lebih mungil, dan mempunyai anatomi tubuh yang merupakan perpaduan primitif dan modern, spesies ini tetap dimasukkan dalam genus Homo. Para peneliti menduga orang-orang kerdil ini berevolusi dari ukuran manusia normal, yakni dari populasi Homo erectus yang mencapai
"Secara fisik mereka berukuran sama dengan anak-anak manusia modern berusia tiga tahunan, namun dengan rongga otak hanya sepertiganya," kata Richard Roberts, seorang geochronologist dari
Rahang bawahnya diisi gigi-gigi besar tumpul seperti gigi Australopithecus, manusia purba yang hidup di Afrika lebih dari tiga juta tahun lalu. Gigi depannya lebih kecil seperti gigi manusia modern. Lobang mata manusia
Orang-orang
Hampir seluruh fosil stegodon yang berkaitan dengan manusia kerdil itu berasal dari hewan muda, menunjukkan bahwa orang-orang itu memilih untuk memburu stegodon kecil. Dari fosil yang dijumpai, makanan orang-orang
Mereka itu bukanlah jenis yang bodoh karena berhasil bertahan berdampingan dengan jenis kita setidaknya selama 30.000 tahun tanpa kita sadari. Mereka juga bisa membuat beberapa peralatan batu, memburu gajah pigmi, dan menyeberangi setidaknya dua laut untuk mencapai Flores dari
Di lain pihak, tidak ada bukti bahwa nenek moyang manusia modern pernah mencapai
Yang jelas, rumor, mitologi, dan legenda mengenai makhluk-makhluk kerdil sudah beredar di
"Dilihat dari perspektif regional, jelas ada manusia modern di Australia sejak setidaknya 40.000 tahun lalu, dan di Kalimantan sejak 43.000 tahun lalu," kata Roberts. "Sehingga ada waktu dimana manusia dan orang kerdil hidup dalam periode sama antara 40.000 hingga 18.000 tahun lalu. Namun bagaimana interaksi mereka, kita tidak tahu sama sekali, sebelum memperoleh bukti-bukti lebih jelas."
Salah satu penjelasan mengenai hal itu adalah bahwa selama ribuan tahun, orang-orang ini menjadi makin kecil karena kondisi alam menjadikan mereka kecil. Mamalia-mamalia yang menjadi kerdil di pulau-pulau
Tentu saja tidak ada bukti yang membenarkan teori di atas. "Yang jelas tidak ada fosil manusia berbadan besar yang ditemukan di
Sumber : KCM*