Perang Mahabharata pada masa
Mahabharata, adalah sebuah wiracarita
Buku ini telah mencatat kehidupan dua saudara sepupu yakni Kurawa dan Pandawa yang hidup di tepian sungai Gangga, serta dua kali perang hebat antara kerajaan Alengka dan Astina. Namun yang membuat orang tidak habis pikir, kenapa perang pada masa itu begitu dahsyat? Dengan menggunakan teknologi perang tradisional, tidak mungkin bisa memiliki kekuatan yang begitu besar. Spekulasi baru dengan berani menyebutkan perang yang dilukiskan tersebut, kemungkinan adalah semacam perang nuklir!
Perang pertama kali dalam buku catatan dilukiskan seperti berikut ini: bahwa Arjuna yang gagah berani, duduk dalam Weimana (sarana terbang yang mirip pesawat terbang) dan mendarat di tengah air, lalu meluncurkan Gendewa, semacam senjata yang mirip rudal, roket yang dapat menimbulkan sekaligus melepaskan nyala api yang gencar di atas wilayah musuh, seperti hujan lebat yang kencang, mengepungi musuh, kekuatannya sangat dahsyat. Dalam sekejap, sebuah bayangan yang tebal dengan cepat terbentuk di atas wilayah Pandawa, angkasa menjadi gelap gulita, semua kompas yang ada dalam kegelapan menjadi tidak berfungsi, kemudian badai angin yang dahsyat mulai bertiup, wuuus.... wuuus...., disertai dengan debu pasir, burung-burung bercicit panik... seolah-olah langit runtuh, bumi merekah. Matahari seolah-olah bergoyang di angkasa, panas membara yang mengerikan yang dilepaskan senjata ini, membuat bumi bergoncang, gunung bergoyang, di kawasan darat yang luas, binatang-binatang mati terbakar dan berubah bentuk, air sungai kering kerontang, ikan udang dan lainnya semuanya mati. Saat roket meledak, suaranya bagaikan halilintar, membuat prajurit musuh terbakar bagaikan batang pohon yang terbakar hangus.
Jika akibat yang ditimbulkan oleh senjata Arjuna bagaikan sebuah badai api, maka akibat serangan yang diciptakan oleh bangsa Alengka juga merupakan sebuah ledakan nuklir dan racun debu radioaktif.
Gambaran yang dilukiskan pada perang dunia ke-2 lebih membuat orang berdiri bulu romanya dan merasa ngeri: pasukan Alengka menumpangi kendaraan yang cepat, meluncurkan sebuah rudal yang ditujukan ke-3
Spekulasi perang Mahabharata sebagai perang nuklir diperkuat dengan adanya penemuan arkeologis.
Di dalam hutan primitif di pedalaman
Semua temuan arkeologis ini sesuai dengan catatan sejarah yang turun-temurun, kita bisa mengetahui bahwa manusia juga pernah mengembangkan peradaban tinggi di
Sebagai perbandingan, reaktor nuklir pada 2 miliar tahun silam pernah dimanfaatkan di Oklo, Afrika Selatan. Manusia dapat memanfaatkan nuklir untuk tujuan damai, sekaligus memanfaatkan topografi alam menimbun limbah nuklir, peradaban materiil taraf tinggi ini jelas dikembangkan melalui peradaban jiwa yang relatif tinggi, beroperasi selama 500 ribu tahun, mewakili perdamaian dan kemakmuran 500 ribu tahun. Kalau tidak, penggunaan senjata nuklir yang saling menyerang seperti wiracarita yang dilukiskan dalam peradaban India kuno, mungkin jika tidak hancur dalam 50 tahun, akan mengalami penghancuran dengan sendirinya!
Teknologi reaktor nuklir pada manusia modern baru beberapa dasawarsa saja ditemukan, hanya demi masalah limbah nuklir saja telah berdebat tiada henti, apalagi memperdebatkan yang lainnya, kita benar-benar harus merasa malu dengan manusia zaman prasejarah untuk hal seperti ini. (erabaru.or.id)*