Zaman dahulu kala konon dikisahkan, terdapatlah sebuah kerajaan yang sangat indah permai, ialah kerajaan Kupu-kupu yang mirip dengan taman bunga persik, di dalamnya tinggallah masyarakat kupu-kupu yang jumlahnya sangat banyak. Kupu-kupu itu hidup dengan riang gembira. Konon katanya lagi kupu-kupu itu berkembang biak di kerajaan itu dari generasi ke generasi tidak ada satu ekor pun yang ingin meninggalkan tempat itu. Bagi mereka kerajaan itu laksana surga.
Namun pada suatu hari, diluar kebiasaan yang lain seekor kupu-kupu kembang yang cerdas dan berani dalam kerajaan itu ingin keluar. Ia ingin melihat dunia yang ada diluar kerajaan. Ia merasa alam ini sangatlah luas dan indah. Setiap hari ia selalu berpikir dan membayangkan bagaimanakah dunia diluar sana. Setelah tekadnya sudah bulat dan keinginannya untuk pergi tidak dapat ditahan lagi.
Ia lalu menemui sang raja untuk menyampaikan niatnya itu. ia berkata kepada raja :
“ Yang Mulia hamba memohon ijin untuk keluar agar dapat melihat-lihat dunia baru, hamba tidak ingin tinggal selamanya di istana yang kecil ini. Yang Mulia mohon perkenankanlah hamba”.
Mendengar itu raja menjadi tidak senang dengan tegas ia berkata :
“ Tidak! Tidak boleh! Kau tidak akan kuijinkan, bukankah di sini aman dan indah? Kau tau betapa di luar banyak binatang buas yang dapat mencelakai kita, kita tidak bisa hidup aman di luar, sejak bertahun-tahun nenek moyang kita telah hidup aman dan tentram di sini, ini teladan kakek. Bukankah kau lebih aman dan nyaman di sini. Seluruh keluarga dan kerabatmu berada di sini. Untuk apa mengundang bahaya dengan pergi keluar”.
Kupu-kupu kembang yang telah bulat tekadnya itu berargumentasi :
“ Tetapi Yang Mulia, di sini tempatnya terlalu kecil, makanan juga terbatas, tidak cocok menyebarluaskan perkembangbiakan ras kita, suatu saat ini semuanya tidak akan cukup untuk kita. Kita seharusnya membuka kawasan yang baru, yang lebih luas. Jadi hamba mohon Yang Mulia mempertimbangan keinginan hamba”.
Namun Sang Raja tetap pada pendiriannya bahwa ia tidak akan mengijinkan kupu-kupu kembang untuk pergi dari kerajaan lalu Sang Raja dengan gusar memutuskan :
“ Ah, sudahlah! Kupu-kupu kembang kembalilah bermain bersama teman-temanmu jangan lagi memikirkan untuk pergi keluar. Saya tidak mungkin menyetujui permintaanmu. Karena terlalu berbahaya untukmu dan kita”.
Namun, kupu-kupu kembang telah bulat memutuskan untuk meninggalkan kehidupan yang aman dan nyaman. Dan juga meninggalkan seluruh keluarga serta kerabat yang disayanginya. Lalu diam-diam ia terbang ke luar. Dengan mengandalkan bakat dan kecerdasannya, ia dapat hidup dengan aman di luar dan berkembang biak. Meskipun terkadang ada sejumlah binatang buas menyerang mereka, akhirnya mereka bisa mengatasi lingkungannya, meningkatkan kemampuan mengalahkan musuh alam. karena itu, keturunan-keturunannya terus berkembang serta hidup nyaman. Dan muncullah kerajaan kupu-kupu yang lain.
Dikisahkan kemudian bagaimana dengan kerajaan kupu-kupu taman bunga persik yang ditinggalkanya itu, beberpa waktu setelah kupu-kupu kembang meninggalkan kerajaan, nasib malang menimpa kerajaan kupu-kupu yang indah permai itu. Suatu ketika sebuah musibah bencana alam terjadi di sana. Bencana alam itu telah mengakibatkan kerusakan yang sangat parah, kerajaan yang indah permai itu hancur dan penghuninya tidak dapat pergi untuk menyelamatkan diri, semua kupu-kupu di istana itu akhirnya punah.
Pesan redaksi : Raja dalam kisah di atas bisa seperti orang tua atau guru kita dalam kehidupan sehari-hari, perlindungan yang ekstrem terhadap anak, membuat anak kehilangan kemampuan belajar dan berpikir secara independen. Saat harus hidup di luar payung perlindungan di dunia, si anak menjadi tak berdaya. Lebih baik mencoba melepaskan, biarkan si anak memupuk keberanian dan kecerdasan dalam kegagalan, berlatih menempa kemampuan hidup. (erabaru.or.id)*