Siapa yang punya waktu? Walaupun saya tahu ada sejumlah orang yang membuang waktunya dengan percuma, tetapi kebanyakan orang mendapatkan bahwa waktu mereka melesat begitu saja sebelum mereka mampu melakukan sesuatu, sedang yang lainnya selalu mengejar-ngejar waktu.
Saat ini, di zaman fast food, oven microwave, pencuci piring otomatis, dan robot penyedot debu, orang-orang seharusnya mempunyai banyak waktu luang karena adanya bantuan alat-alat itu.
Dan hal lain lagi, banyak di antara kita menganggap ini merupakan sebuah pembebanan pada waktu yang kita miliki saat batas kecepatan menghadang perjalanan kita pada kecepatan yang kita inginkan karena kita sedemikian tergesa-gesa!
Waktu yang mendesak, kehiruk pikukan, stress-waktu 24 jam sehari terasa tidak cukup. Sebagian orang berusaha untuk mengompensasi ‘kekurangan waktu’ dengan membuat jadwal harian yang terinci, hingga hitungan menit; tetapi seringkali malah membawa hasil yang sebaliknya, kekurangan waktu, dan stress tambahan, walaupun lebih baik direncanakan.
Mantan Presiden Perancis Francois Mitterand (1916-1996) berkomentar, “Saya tidak pernah mengenakan jam tangan. Pecutan waktu hanya terjadi pada orang-orang yang membayangkan diri mereka sebagai kuda pacuan yang teraniaya.”
Sedang berlangsung?
Beberapa orang berlari-lari untuk menghemat waktu di sana sini. Dan suatu waktu saat mereka tiba di rumah setengah jam lebih awal, stress telah menguras energi mereka pada suatu titik di mana mereka akhirnya hanya dapat terhenyak di depan pesawat TV, menonton program yang tidak bermutu dan membiarkan iklan-iklan menghanyutkan mereka untuk percaya bahwa dengan membeli produk tertentu akan memberikan mereka kedamaian pikiran.
Dan, tentu saja pesawat TV-nya haruslah yang model terbaru yang berlayar datar. “Pada akhirnya, kita tidak memanjakan diri kita dengan barang yang lain lagi”
Tentulah akan jauh lebih baik bila kita memanfaatkan setengah jam ekstra itu untuk ngobrol dengan kawan lama yang kita temui saat sedang melakukan tugas pemasaran, atau pulang dengan mengambil jalan memutar yang lain dan mungkin akan dapat menikmati suasana sekitar yang menyenangkan.
“Isikan lebih banyak kehidupan ke dalam waktu Anda dan bukannya menjejalkan lebih banyak waktu ke dalam kehidupan Anda”
Banyak penelitian telah membuktikan bahwa suatu kehidupan yang ada di jalur cepat akan membuat orang sakit. Tubuh bereaksi terhadap sebuah kehidupan yang tidak seimbang – hal ini termanifestasi pada kerontokan rambut, mungkin bahkan bisa berupa serangan jantung atau kanker.
Sebuah kehidupan yang seimbang membutuhkan suasana santai – misalnya untuk bermeditasi, momen-momen penuh dengan pengertian, gagasan spontan, hubungan antar manusia yang menyenangkan, dan udara segar.
Antoine de St. Exupery mengatakan, “Adalah hal bagus untuk tidak menganggap waktu “yang terbuang” sebagai sesuatu yang telah menggerogoti kita, tetapi sebagai sesuatu yang membuat kita jadi utuh”
“Ya, saya ingin . . . . . tetapi saya tidak tahu di mana saya dapat menemukan waktu!” keluh banyak orang. “Tetapi sebelum saya sempat mengerjakannya, waktu sudah lewat”
Bila kita tidak memiliki waktu untuk merenung – itu menandakan hidup kita tidak seimbang – maka itu adalah saatnya untuk memeriksa bagian mana yang kelebihan berat.
Bagaimana kita memanfaatkan waktu kita yang hanya 24 jam sehari? Hal-hal manusia apa yang telah mencuri waktu kita dari hal-hal yang seharusnya kita lakukan? Dan hal apa yang cukup penting untuk kita prioritaskan? ‘Pencuri waktu’ itu telah masuk dari mana ? Dan bagaimana kita bisa membiarkan pintu kita terbuka untuk mereka?
Berikut Membahas Hubungan Antara Waktu dan Uang:
Uang atau Suatu Gaya Hidup
“Uang membuat dunia berputar,” kata sebagian orang. Tetapi siapa yang menentukan peran utama apa yang ada dalam kehidupan pribadi seseorang?
Kita perlu mencari penghasilan untuk hidup. Adalah bijak untuk memberikan prioritas kepada hal-hal yang menuntut pembiayaan terbesar, dan kemudian pertimbangkan hal yang ‘sepele’; ini merupakan sebuah aturan sederhana untuk diikuti. Tetapi uang yang demi uang tidak boleh menjadi prioritas.
Orang secara keliru mempercayai bahwa dengan memiliki banyak uang, dan barang-barang yang bisa dibeli dengannya, membuat kita bahagia. Orang tertentu berharap bahwa uang dapat menggantikan semua yang telah hilang saat mereka mengejar uang – yaitu kesehatan dan perasaan damai dalam hati.
Ini merupakan sebuah paradoks bila seseorang ingin bekerja dalam waktu yang lama untuk menggantikan waktu bersantainya yang hilang. Coba tanyakan pertanyaan ini pada diri Anda sendiri: untuk menentukan keputusan masa mendatang berdasarkan waktu maupun uang, dapatkah uang memberi saya - atau orang lain - kedamaian? Apakah lebih baik bagi diri saya untuk mengambil cuti sehari yang tanpa dibayar? Seorang penulis menganjurkan untuk mengukur kekayaan seseorang dari banyaknya waktu yang ia miliki dan dapat ia tentukan.
George Orwell berkomentar, “Waktu bukan berputar lebih cepat dari sebelumnya, tetapi kita yang melewatinya dengan cara yang lebih terburu-buru” ini adalah PR untuk dipikirkan.
“Itu semuanya baik,” beberapa orang-tua mengatakan, “tetapi Anda tidak punya petunjuk atas apa yang dituntut oleh anak-anak zaman sekarang terhadap orang-tua pada masa sekarang ini, dan alangkah mahalnya barang-barang yang mereka inginkan!”
Memang, kebutuhan dan kegiatan sekolah menghabiskan biaya, dan di atas segalanya itu, iklan telah memicu anak-anak muda ke dalam sub kesadaran mereka “itulah yang harus saya miliki”
Tetapi merupakan suatu eksperimen yang berharga untuk mengetahui apa yang lebih dipilih oleh anak-anak: sebuah komputer game mahal yang menggambarkan monster-monster yang hebat atau menghabiskan beberapa malam bersama orang tuanya di gunung.
Sayangnya, banyak anak-anak yang sudah masuk perangkap iklan dan percaya bahwa mereka harus memiliki barang-barang itu, yang begitu memperolehnya, akan berubah menjadi suatu kekecewaan besar. Hal terbaik yang dapat diberikan kepada anak-anak adalah sesuatu yang mereka dambakan – waktu dan perhatian kita yang tidak terpecah.
Sekarang atau tidak sama sekali – “Dengan tiba-tiba jarum panjang dari jam berhenti di tempat yang sama dengan jarum kecil dan ia berkata, ‘akhirnya kita punya waktu!” (Anonim)
Berbagi Waktu di Tempat Kerja
Bagian berikut ini relevan untuk pekerja bangsa Jerman, tetapi dapat juga diterapkan pada pekerja lain.
Dapatkah Anda melewati hari-hari Anda dengan uang yang lebih sedikit, bekerja dengan waktu yang lebih sedikit untuk memperoleh lebih banyak waktu luang?
“Perwujudan kemiskinan manusia modern adalah kurangnya waktu yang dimilikinya,” kata Ernst Ferstl.
Bekerja lebih sedikit untuk memperoleh lebih banyak waktu adalah tidak mungkin bagi banyak orang tua, khususnya bagi single parents dan bagi mereka yang bekerja dengan upah minimum. Orang-orang ini harus bekerja dalam waktu panjang untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.
Tetapi bagi orang-orang tertentu telah menjadi suatu hal yang penting untuk dapat memanfaatkan waktu mereka dengan bijak, untuk memperbarui semangat hidup mereka, dan mengembangkan wawasan baru terhadap bagaimana dapat dengan lebih baik menjalani hidup mereka dengan kondisi yang mereka hadapi. (Epochtimes.co.id/bdn)