Pengusaha kue mengatakan, kala itu Zhuge Liang tidak menginginkan mengorbankan orang yang tidak bersalah, maka adonan tepung berbentuk kepala manusia diisi dengan cacahan daging sapi, itulah leluhur bakpao masa kini, dengan demikian pengusaha kue menganggap Zhuge Liang/Kong Ming sebagai guru leluhur mereka. (Foto: Tang Zaixin, wartawan Freedom Times)
Tatkala meletus skandal susu bubuk ber-melamin tahun yll membuat pengusaha kue Taiwan berduka karena dampak buruk atas usaha mereka, untuk itu demi bertahan dari krisis, mereka berinovasi mengeluarkan kue Matahari BOGO (Buy One Get One free), bahkan telah "Mengundang" Zhuge Liang sang "Guru leluhur" untuk "hadir" dan memohon "Panglima militer nomer satu di dunia" ini melimpahkan kebijakannya kepada semua orang, juga tentu saja menolong usaha kue mereka.
Di dalam cerita Samkok, Zhuge Liang selain cerdik dan bijaksana juga lantaran ia telah "Mencipta" bakpao, maka ia dijadikan sebagai guru leluhur usaha kue. Asosiasi Per-kue-an kota Tai Zhong - Taiwan, pada 3-4 tahun yang lalu mengumpulkan dana mendirikan sebuah kuil Kong Ming (Baca: Gung Ming, sinonim Zhuge Liang), bukan hanya kaum pengusaha kue saja yang berebut sembahyang, tak sedikit pula pedagang dan ilmuwan juga bertandang "Memohon kebijakan", kuil sering dipenuhi dengan asap dupa wangi.
Mengapa Zhuge Liang adalah guru leluhur pengusaha kue? Konon pada zaman Samkok (220-280), Zhuge Liang memimpin expedisi militer ke Nan Man 南蠻 (Suku dan daerah di wilayah selatan pada zaman Tiongkok kuno) dan memperoleh kemenangan, sewaktu hendak kembali ke tempat asalnya, untuk melintasi sungai Lu Shui 瀘水 (Sungai yang melintas di propinsi Tibet, Si Chuan dan Yun Nan) yang kala itu bergelora tiada henti, maka penduduk lokal menyarankan untuk mengkurbankan kepala manusia ke dalam sungai tersebut demi menenangkan arwah ratusan ribu pasukan Man (Suku primitif di wilayah selatan yang baru ditaklukkan) yang mati terbakar.
Ia yang sebetulnya tidak sampai hati membantai orang tak berdosa, pada saat itu muncul ide dan segera memerintahkan pasukannya mencacah daging sapi dan kambing, setelah dibumbui dan diremas, lalu dimasukkan ke dalam sebagai isi dari adonan tepung yang dibentuk menyerupai kepala manusia serta di-tim, maka disebutlah ia sebagai Man Shou 饅(蠻)首.
Setelah dicemplungkan ke dalam sungai Lu Shui, ternyata mereka berhasil menyeberang dengan selamat, sedangkan kue Man Shou 饅(蠻)首 tersebut adalah leluhur dari kue Man Tou 饅頭 hari ini (Man饅 pada awalnya ditulis dengan aksara Man 蠻 / nama suku primitive di selatan; Shou首 = kepala adalah sinonim dari Tou 頭. Di Indonesia terkenal sebagai kue Bak Pao).