BOSTON — Peningkatan dramatis atas kualitas udara Amerika Serikat selama dua dekade terakhir ini telah menambah waktu hidup sampai 21 minggu pada rata-rata warga Amerika, lapor para peneliti.
Penurunan partikel halus yang dipancarkan oleh mobil, mesin diesel, penggilingan baja, dan pabrik bertenaga batubara telah menambah sebanyak 15 persen dari 2,72 tahun dari ekstra waktu hidup yang terlihat di Amerika Serikat sejak awal 1980-an, tulis mereka di New England Journal of Medicine.
Perubahan kebiasaan merokok adalah alasan terbesar mengapa warga Amerika dapat hidup lebih lama, kata Arden Pope, seorang epidemiologist di Brigham Young University Utah, yang memimpin studi ini.
Peningkatan kondisi sosioekonomik, yang sebagian dinilai dari jumlah proporsi lulusan SMA yang hidup di area tertentu, di mana rangking sekolah juga adalah salah satu faktor. Namun udara yang bersih adalah faktor yang besar.
“Sangat menarik bahwa efek polusi udara terlihat sekuat ini, seolah-olah mengendalikan berbagai hal yang lain,” kata Pope dalam suatu wawancara telepon.
Menggunakan harapan hidup, ekonomi, demografi, dan data polusi dari 51 wilayah metropolitan, Pope dan koleganya menemukan bila partikel halus dari polusi udara menurun sebanyak 10 mikrogram per meter kubik, harapan hidup meningkat sampai 31 minggu.
Wilayah seperti Akron, Ohio, dan Philadelphia me-nunjukkan penurunan polusi udara semacam itu.
Penurunan yang lebih besar, akan lebih memperpanjang hidup orang.
Di sejumlah wilayah dimana partikel halus terbilang turun 13 sampai 14 mikrogram—seperti Buffalo, New York, dan Pittsburgh—orang-orang secara tipikal akan mulai hidup 43 minggu lebih panjang.
Penemuan tersebut me-nunjukkan adanya hasil nyata dari usaha-usaha yang telah dilakukan sejak 1970-an untuk meningkatkan kualitas udara, lanjut Pope.
Dalam suatu tulisan, Daniel Krewski dari Universitas Ottawa mengatakan bahwa studi itu “Memberikan konfirmasi langsung tentang keuntungan kesehatan populasi atas pengurangan polusi udara dan memperkuat dasar dari argumentasi manajemen kualitas udara.”
Berdasarkan riset sebelumnya, WHO telah memperkirakan bahwa 1,4 % kematian di seluruh dunia disebabkan oleh partikel polusi udara. (Reuters/feb)