Dalam kisah “Legenda Pendekar Rajawali”, Master Yi Deng menggunakan ilmu menotok titik akupuntur “Yi Yang Zhi” menyembuhkan luka dalam pada tubuh Huang Rong. Ilmu kungfu dengan tingkatan teramat tinggi yang dikisahkan di dalam cerita silat apakah benar atau palsu? Baru-baru ini, beberapa orang yang memiliki ilmu tinggi ini, satu persatu diekspos oleh media
Di Rumah Sakit Afiliasi Pertama pada Universitas Pengobatan Tradisional Tiongkok di Guangzhou, ada seorang Guru Besar yang bernama Lin Chaoxiung yang memiliki kemampuan menotok titik akupunktur untuk diterapkan dalam ilmu kedokteran, sekali totokan jarinya mengandung daya sebesar ratusan kilogram, dapat mengobati kelumpuhan, penyakit wanita, dan penyakit-penyakit berat lainnya.
Desa Pingxiang di propinsi
Di depan kameramen televisi, dengan menotok perlahan, membuat seekor ayam yang melompat lincah menjadi lemas sekarat, lalu ditotok sekali lagi membebaskan titik tersebut untuk menyelamatkan sang ayam.
Seorang ahli Kungfu keturunan yang hebat bernama Zhang Jianguang yang berada di Beijing, telah mempelajari ilmu totok titik akupunktur selama sepuluh tahun lamanya, memiliki kemampuan tak tertandingi, baru-baru ini dilakukan percobaan di Institut Ilmu Kedokteran Tradisional Tiongkok, menunjukkan bahwa
Seorang pak tua berusia 80-an tahun bernama Li Xinglin sudah mulai belajar ilmu totok titik akupuntur dari kakeknya sejak ia berusia 7 tahun. Pada usia 16 tahun, seorang diri berhasil menaklukkan 4 orang jagoan bushido Jepang sekaligus. Setelah pensiun Li menjadi tenaga patroli keamanan sukarela, dan dengan ilmu totok titik akupunktur sebagai teknik tertinggi ini sudah ratusan pencuri yang berhasil ditangkapnya.
Kisah – kisah mereka ini sangat membuat orang penasaran, juga membuat orang berpikir lebih jauh. Meski setiap dari mereka berbeda cara mendalami ilmu beladiri tingkat tinggi ini, namun semuanya menunjukkan suatu persamaan yang amat krusial, yaitu: sifat dan perilaku yang baik, serta melakukan kebajikan dan menjunjung tinggi moralitas baru bisa mendapatkan ilmu warisan tersebut.
Kedokteran Barat melakukan otopsi yang tak terhitung banyaknya terhadap tubuh manusia, tetap saja tidak dapat menemukan letak keberadaan meridian tersebut. Sementara itu jika meridian tidak eksis, maka titik akupunktur itu pun hanyalah omong kosong belaka. Lalu jika titik akupuntur tidak ada, bagaimana menyembuhkan penyakit dengan cara menotok titik akupunktur?
Namun demikian cerita nyata ini telah membuktikan bahwa meridian yang tidak terlihat dan tidak dapat diraba itu nyata-nyata eksis! Anggapan yang menyatakan tidak terlihat oleh mata manusia, berarti tidak eksis tentulah tidak benar. (New Epoch Magazine/sda)