Cak Kandar yang lahir di Surabaya, Indonesia pada 17 Agustus 1948 adalah seorang pelukis yang menggunakan bulu dalam lukisannya, atas keprihatinannya akan punahnya satwa-satwa langka di dunia. Dalam pamerannya baru-baru ini di Jakarta, Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal Republik Indonesia, Lukman Edy, menyempatkan diri meresmikan pameran lukisan bulu karya Cak Kandar. Lukisan berjumlah 20 buah ini menampilkan berbagai gambar seperti pemandangan, hewan, manusia, dsb.
[Lukman Edy - Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal]
“Cak Kandar termasuk dalam daftar pelukis yang saya kagumi, terutama kreativitasnya untuk melakukan terobosan-terobosan dalam bentuk sebuah karya-karya yang berbeda dengan karya-karya orang.”
“Pejabat-pejabat publik, professional-profesional, maupun profesi lainnya, harus menyisakan waktunya untuk bisa mendalami sebuah kesenian dalam sebuah kesempatan, karena saya satu keyakinan dengan Cak Kandar, bahwa apapun profesinya, apapun aktivitasnya, kehalusan hati tetap harus terjaga, sehingga nilai spiritual kita kepada Tuhan, nilai humanisme kita kepada sesama, itu tetap terbangun.”
Namun upaya Cak Kandar ini sempat terganjal hukum yang berlaku di Indonesia, yang melarang pemanfaatkan segala bagian dari satwa langka, termasuk bulu-bulunya.
[Cak Kandar – Pelukis Bulu]
“Karena saya waktu itu kena kasus dengan Perlindungan dan Pelestarian Alam (PPA), sehingga waktu saya pameran itu disita, dan itu tidak salah, sejak itu saya buat pernyataan bahwa saya tidak melukis lagi dengan bulu satwa yang dilindungi, tetapi menggunakan bulu ayam, nah… contohnya bulu ayam itu ini…”
Komitmen Cak Kandar untuk menggunakan bulu-bulu dalam lukisannya telah membuat karyanya ini tersebar dan terkenal luas. Hingga kini ia telah berhasil mengadakan pameran di Malaysia, Singapura, Jepang, Belanda, Jerman serta Rumania.
Kontribusinya pada lapangan pekerjaan di dalam negeri pun tidaklah kecil.
[Cak Kandar – Pelukis Bulu]
“Untuk satu lukisan bulu ini, dipersiapkan kira-kira 2-3 minggu, itu-pun menggunakan bantuan tenaga lain, waktu saya melukis dengan bulu, anak buah mencapai ratusan, saya ajari mereka untuk bisa mandiri lewat lukisan bulu. Sekarang sudah tersebar ke seluruh Indonesia, mereka sudah hidup dengan lukisan bulu, dan saya sangat senang.”
Semenjak tahun 1994, Cak Kandar juga membuat lukisan dengan cat acrylic, namun branding lukisan bulu tetap diingat orang sebagai miliknya.