Popularitas pariwisata Bali bukanlah rahasia lagi. Penyebabnya bukan hanya karena daya tarik adat istiadat, keindahan alam serta keramah-tamahan penduduknya, tetapi juga karena banyaknya peninggalan sejarah budaya Bali yang masih terjaga apik dan tertata rapi, yang tersebar di beberapa wilayah kabupaten dan sudah menjadi kemasan paket wisata menarik baik untuk wisatawan domestik maupun manca negara.
Salah satu penelusuran peninggalan sejarah budaya bisa kita temukan pada objek Candi Gunung Kawi. Peninggalan monumental ini terletak di lembah pinggiran sungai Pakerisan, kecamatan Tampak Siring, kabupaten Gianyar. Letaknya sekitar 500 meter dari jalan utama yang menghubungkan objek wisata Kintamani. Ditempuh kurang lebih satu jam perjalanan dari Denpasar.
Objek ini cukup menarik menjadi pusat kajian pengunjung karena konsep pembangunan candi seperti meninggalkan teknologi serta peradaban yang tinggi di masa lampau. Kompleks candi dan wihara dibangun di sisi tebing pada dinding bukit pada tempat yang cukup terpencil.
Kata Gunung Kawi dapat diartikan gunung yang dibuat. Candi adalah lambang gunung yang merupakan lambang kesuburan serta kemakmuran. Disamping itu gunung juga dipandang sebagai tempat suci, memiliki arti penting terutama sebelum konsep pura sebagai tempat suci terbawa dan tertata di Bali.
Komplek percandian purbakala yang bernuansa magis dan artistik ini berdasarkan berbagai sumber mulai dibangun pada masa pemerintahan Prabu Udayana Warmadewa dan diteruskan oleh Putra putranya Marakata dan diperkirakan selesai dimasa pemerintahan putranya Anak Wungsu pada abad ke- 11.
Peninggalan kepurbakalaan yang dikelilingi oleh pemandangan persawahan teras sering ini, sangatlah asri. Komplek candi dikelompokkan menjadi dua yaitu 5 buah di sebelah timur sungai pakerisan, dipersembahkan masing-masing untuk raja Udayana, dua orang putranya Marakatta dan Anak Wungsu serta untuk masing-masing permaisurinya. Sedangkan komplek di sebelah barat sungai terdapat 4 buah candi yang diperkirakan masing-masing untuk para selir raja. Baru-baru ini ditemukan satu candi lagi di sebelah selatan diperkirakan untuk perdana menteri/maha patih raja.
Komplek kedua yang tidak kalah penting adalah komplek Wihara, terdiri dari ceruk-ceruk (goa-goa) yang dipandang sebagai tempat tinggal/peristirahatan dan tempat bermeditasi. Keseluruhan komplek ini terkonsentrasi di sebelah timur sungai. Tepatnya di sebelah selatan dari ke lima candi tebing tersebut. Pada lantai goa terdapat lubang-lubang, lubang ini diyakini sebagai tempat untuk meletakkan sarana upacara berupa agni hotra. Hal ini memperkuat pemahaman orang bahwa tempat ini dipergunakan untuk melangsungkan aktifitas spiritual ala tempo dulu.
Sedangkan tempat tinggal dan tempat peristirahatan menyerupai rumah yang dibuat pada batu padas perbukitan yang cukup besar. Ceruk ceruk yang menyerupai kamar ini tertata sedemikian rupa dengan fungsi yang berbeda.
Gunung Kawi merupakan objek yang sangat menarik untuk dinikmati. Bila pengunjung mencari paket 1 hari berwisata ke arah Bali timur, agar tidak melewatkan kesempatan menyaksikan lebih dekat misteri ini. Biasanya dalam paket tur sehari, wisatawan diajak untuk mengunjungi objek lainnya seperti desa Batubulan (pusat pertunjukan tari barong), desa Mas (pusat kerajinan kayu), Ubud (pasar tradisional dan pusat lukisan di Bali), Goa Gajah (Peningggalan Purbakala berupa goa kuno, patung Ganesha, dan Tri Lingga), Tampak Siring (Pura Tirta Empul dan Istana Presiden), Kintamani (pemandangan alam Gunung dan danau Batur) dll. (Erabaru/luh)