Orang yang menderita sakit peripheral artery disease atau penyakit arteri periferal (PAD) dapat meningkatkan kemampuan berjalan kakinya dengan menghabiskan waktu di atas treadmill, kata para peneliti Amerika Serikat minggu lalu.
Penderita PAD sering kali mengalami nyeri yang melumpuhkan dan kram ketika mereka melakukan latihan berjalan bahkan untuk yang ringan sekalipun. Untuk menghindari sakit, mereka sering kali tidak melakukan latihan apapun, namun malah membuat kondisi mereka semakin memburuk.
Para peneliti di Northwestern University, Chicago ingin mengamati apakah latihan jalan kaki dengan pengawasan pelatih pribadi dapat membantu pasien dengan kondisi yang menyerang 8 juta orang di AS tersebut.
“Ini adalah penemuan penting bagi para pasien penderita PAD,” ujar Dr. Mary McDermott dari Northwestern, yang studinya muncul di Journal of the American Medical Association, dalam suatu pernyataan. “Orang-orang mengatakan jauh lebih mudah bagi mereka untuk berjalan.”
Latihan jalan kaki dapat memperburuk rasa nyeri dari penyakit arteri sebab latihan tersebut meningkatkan permintaan aliran darah ke otot. Jika suatu blokade menghalangi aliran darah, otot tidak akan mendapatkan cukup darah, menyebabkan rasa nyeri yang dikenal dengan intermittent claudication (diagnosa klinis bagi rasa nyeri di otot), yang datang dan pergi.
Studi menunjukkan bila orang yang mengalami gejala klasik ini mendapatkan manfaat dari latihan jalan kaki, namun banyak pasien peripheral artery disease yang tidak merasakan rasa nyeri, dan belum jelas apakah mereka akan memperoleh manfaat dari latihan tersebut.
McDermott dan koleganya mengamati 156 pasien yang dibagi dalam tiga kelompok: kelompok treadmill dengan pengawasan yang kemudian berlatih jalan selama 40 menit, tiga kali dalam seminggu, kelompok yang melakukan senam penguatan-kaki, tiga kali dalam seminggu, dan kelompok terkontrol yang tidak melakukan keduanya.
Setelah enam bulan, orang-orang di kelompok jalan-kaki dapat berjalan 69 langkah lebih banyak saat uji treadmill-enam menit dibandingkan ketika mereka mulai. Mereka juga menunjukkan peningkatan kesehatan kardiovaskular, diukur dari jumlah aliran darah yang melalui arteri di lengan.
Orang yang tidak melakukan latihan apapun mengalami penurunan, menurunkan jarak yang dapat mereka lakukan di atas treadmill sebanyak 49 langkah.
Orang dalam kelompok senam-kaki juga mendapatkan manfaat, dikatakan mereka dapat menaiki tangga dengan lebih baik dan menunjukkan performa jalan kaki yang lebih baik.
“Kami menemukan bahwa menguatkan kaki juga memiliki manfaat. Yakni meningkatkan kualitas hidup,” kata McDermott dalam suatu wawancara telepon.
McDermott mengatakan bahwa penemuan tersebut menyampaikan pada para dokter untuk menganjurkan para pasien penderita peripheral artery disease untuk melakukan latihan secara rutin, terlebih dengan pelatih pribadi yang mendampingi untuk membangkitkan semangat mereka.
“Sungguh sangat sulit memotivasi mereka untuk latihan jalan kaki sebab mereka akan merasakan gejala-gejala nyeri di kaki mereka dengan berjalan kaki,” lanjutnya. “Memiliki seorang pelatih yang selalu ada di sisi mereka dan menyemangati, ‘Ayo terus, saya tahu Anda dapat melakukannya,’ adalah kunci utamanya.”
Namun, bahkan tanpa pelatih pun, dia pikir, berjalan kaki akan dapat membantu. “Menurut apa yang saya tahu, saya akan mengatakan bahwa melakukan sedikit latihan akan lebih baik daripada tidak latihan sama sekali,” katanya. (Reuters/feb)