Jauh sebelum perang dunia, swastika telah dikenal luas oleh dunia, sebagai simbul kebijakan dan belas kasih. Dalam usia sejarah 3.000 tahun, simbol swastika berasal dari budaya India dan Barat kuno.
Ia mewakili pergerakan berkesinambungan – sebuah pergerakan seperti kincir yang digerakkan angin atau air. Ia akan terus menerus berputar searah perputaran jarum jam dan sebaliknya.
Ketika berputar searah jarum jam ia mewakili energi alam semesta, kuat dan penuh kecerdasan; ketika ia berputar berlawanan dengan arah jarum jam, ia mewakili belas kasih.
Ia juga melambangkan keharmonisan universal dan keseimbangan dari hal-hal yang berlawanan.
Kata Swastika berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti tanda perwujudan diri.
Dengan kata lain, ia adalah sebuah tanda penjelmaan diri sendiri, dan tanda seseorang yang telah mendapatkan pencerahan, secara umum dianggap sebagai seorang Buddha (kata Buddha berasal dari bahasa Sansekerta, India kuno, yang artinya adalah Sang Sadar, Orang Suci atau Nabi).
Karena itu Buddha dalam seni sering digambarkan mempunyai tanda (swastika) pada dada atau telapak tangan mereka.
Kata Swastika umumnya dipercaya sebagai campuran dari kata Su dan Asati.
Su artinya baik dan Asati artinya ada atau hadir. Dalam tata bahasa Sansekerta, bila dua kata digabungkan akan menjadi Swasti. -ka adalah imbuhan. Bila turunan kata swastika ini betul, maka arti harafiah katanya akan menjadi biarlah kebaikan itu nampak.
Untuk kebudayaan Barat, seperti Yunani, Celtic, Finlandia, dan beberapa budaya asli, Swastika juga sebuah simbol yang sangat penting. Ini paling banyak digunakan untuk seni busana, arsitektur, keramik, dan seni ukir atau patung.
Kebudayaan Barat menamakannya roda penerangan. Di Tiongkok diketahui sebagai simbol Wan.
Wan mempunyai kesamaan bunyi dengan sepuluh ribu, sebuah angka yang sering digunakan untuk mencakup semua penciptaan alam semesta.
Saat Adolf Hitler memakai Swastika pada lencananya, ia berharap kekuatan alam semesta dapat dimilikinya. Sejak itu, dunia-baru telah mengaitkan Swastika dengan rejim dan ideologi Hitler.
Di Jerman, simbol ini masih terlihat dan punya pengertian yang tidak baik. Kini, sudah saatnya mengembalikan Swastika ke tempat yang sebenarnya dan mengembalikan pada arti aslinya. (Neli Magdalini S./The Epoch Times/bud)