LONDON — Mendengar suara-suara ketika tidak ada orang di sekitar atau melihat berbagai hal yang sebenarnya tidak ada? Terlalu banyak kafein dapat disalahkan sebagai salah satu penyebabnya, Peneliti Inggris melaporkan minggu yang lalu.
Studi mereka menemukan bahwa para siswa yang mengonsumsi lebih dari tujuh gelas kopi atau setara dalam sehari memiliki kemungkinan tiga kali lebih besar mengalami semacam halusinasi dibandingkan mereka yang mengonsumsi satu gelas sehari.
“Ini adalah langkah pertama yang mengaitkan halusinasi dengan faktor yang lebih luas,” kata Simon Jones, seorang psikolog di Durham University di Inggris yang memimpin studi.
Penemuan-penemuan tersebut adalah hal terakhir dalam segudang bukti yang memperlihatkan bahwa jumlah kafein yang dikonsumsi seseorang mungkin secara langsung akan mempengaruhi kesehatan orang tersebut.
Studi terbaru telah menyebutkan bila kafein mungkin dapat menurunkan risiko perempuan menderita kanker indung telur (ovarian cancer), sedang studi lain menemukan bila terlalu banyak kopi akan melipatgandakan risiko keguguran.
Dewasa ini, orang-orang yang mengalami halusinasi dirawat melalui pengobatan maupun konseling, namun Jones menyampaikan tujuan risetnya adalah untuk mengeksplorasi apakah perubahan makanan seseorang akan dapat membantu me-nurunkan halusinasi.
“Ini adalah kali pertama kali sepanjang pengetahuan saya, halusinasi dan kafein diamati dalam suatu studi,” lanjut Jones dalam wawancara telepon.
Hormon stress
Untuk studi yang diterbitkan di journal Personality and Individual Differences, Jones dan rekan kerjanya meminta 200 siswa mengonsumsi minuman tipikal mereka seperti kopi, teh, minuman berenergi, dan produk-produk lain yang berisi kafein. Mereka juga diukur tingkat stressnya.
Para siswa yang mengonsumsi kafein dengan jumlah terbanyak memiliki kemungkinan lebih besar mengalami halusinasi seperti mendengar berbagai macam suara dan melihat banyak hal yang tidak ada, kata para peneliti.
Hormon stress, cortisol (cortisol adalah hormon stress yang diproduksi oleh kelenjar Adrenal atau anak ginjal, yang berefek negatif terhadap metabolisme organ tubuh) mungkin akan membantu menjelaskan hubungan diantara keduanya, kata Jones. Para peneliti mengetahui bila tubuh akan melepaskan lebih banyak hormon setelah seseorang mengonsumsi kafein, kenaikan tegangan ekstra ini akan menyebabkan halusinasi.
Mereka tidak menanyakan pada para siswa seberapa banyak mereka tidur.
Langkah berikutnya adalah menguji apakah kafein benar-benar menyebabkan halusinasi atau hanya orang-orang yang mengonsumsi lebih banyak kafein ketika di bawah tekanan saja yang mengalami halusinasi, lanjut Jones.
“Mungkin saja, mereka yang mengalami halusinasi memiliki tingkat keraguan dan kegelisahan yang tinggi dan hal itu mendorong mereka untuk mengonsumsi lebih banyak kafein,” tutup Jones. (Reuters Health/feb)