Selain beberapa temuan yang berhubungan dengan jejak manusia, di dunia juga ada sejumlah temuan menunjukkan, bahwa pada masa yang sama bukan saja terdapat kehidupan manusia, lagi pula manusia-manusia itu sama seperti kita memiliki peradaban yang tinggi. Sebab salah satu ciri khas mereka adalah kemampuan penggunaan pada logam.
Pada edisi Juni tahun 1851, majalah Science of America mengutip sebuah artikel, dalam peledakan yang dilakukan di Dorchester, Massachusetts, AS, sebuah vas logam terbelah dua terlempar dari bebatuan. Vas bunga yang terbelah itu disatukan menjadi sebuah vas bunga berbentuk lonceng. Vas bunga itu dibuat dari paduan seng dan perak, lagi pula perak menempati komposisi sangat besar. Pada vas tersebut terpasang 6 kuntum bunga dari perak murni, ditata dengan bentuk tumpukan, di sekeliling bawah dililiti rotan dan dipasangi dengan perak murni. Pengerjaan rautan, ukiran dan pemasangan sangat sempurna, dibuat oleh tangan yang terampil.
Vas bunga kuno ini berasal dari batuan pecah pada kedalaman 15 kaki di bawah tanah, ditaksir telah berusia 100 ribu tahun lamanya. Sayangnya, vas bunga itu saling berpindah tempat di ruang museum, akhirnya hilang entah ke mana. Mungkin sekarang ia berada di bawah tanah tertutup debu.
Selain itu, pada tangal 13 Februari 1961, tiga pemburu batu mengumpulkan batuan kristal di sebuah gunung, kurang lebih 4.300 kaki di atas permukaan laut yang berjarak 12 mil tenggara Olancha, California. Batu kristal adalah suatu batuan yang memiliki setrip kristal udara dalam bulatan. Waktu itu, mereka mencari-cari, di suatu tempat yang hampir mencapai puncaknya menemukan sebuah batu, batu tersebut mempunyai bekas fosil kulit kerang. Mereka bertiga membelah batu itu, dan menemukan suatu benda di luar dugaan mereka. Di dalamnya adalah suatu sisa peninggalan instalasi mesin: Lapisan paling luar adalah tanah liat, benda campuran batu koral dan fosil, selanjutnya adalah benda 6 bagian yang berbentuk tubuh, hampir seperti kayu, lebih lunak daripada (batu) akik.
Ia seperti kulit melapisi sebuah tabung bundar keramik putih yang lebarnya 3/4 inci, di tengah-tengah tabung adalah sebuah sumbu logam berwarna tembaga terang yang berukuran 2 mm. Pemburu batu mendapati sumbu itu memiliki magnetisme, bahkan terbuka di luar selama bertahun-tahun tidak pernah tampak bekas oksidasi sedikit pun. Di sekeliling tabung bundar keramik dikelilingi oleh gelang tembaga, sebagian besar telah berkarat. Selain itu, dalam batu juga tersimpan dua macam barang lainnya hasil buatan manusia, tidak berada pada posisi yang sama dengan tabung bundar, tampak seperti paku dan ganjalan.
Temuan mereka dikirim ke sebuah lembaga yang khusus menyelidiki benda-benda antik. Lembaga itu telah menentukan dengan sinar-X terhadap silinder yang terkandung dalam fosil tersebut, membuktikan bahwa sisa peninggalan itu memang benar adalah sebagian instalasi mesin. Sinar-X menunjukkan bahwa satu sisi sumbu logam itu telah terkorosi, dan sisi lainnya adalah sebuah per atau spiral. Singkatnya, benda buatan itu dianggap sebagian mesin, keramik yang halus itu, sumbu logam dan komponen tembaga mengisyaratkan bahwa ia adalah sebagian instrumen elektron. Instalasi modern yang paling mirip dan dapat ditemukan para ilmuwan adalah sumbu kembang api. Tetapi, ahli geologi senior memastikan bahwa batuan tersebut sejarahnya telah ada 500 ribu tahun. (erabaru.or.id)*
(Sumber : Buku "Prehistoric Civilization")