Dahulu kala, Tuhan sendiri mempunyai kebiasaan bergaul langsung dengan manusia biasa di bumi ini. Pada suatu hari, ketika dia sedang melakukan perjalanan, hari sudah gelap, tetapi Tuhan masih belum menemukan sebuah penginapan, hari yang gelap membuat dia merasa lelah. Dia melihat ada dua buah rumah berhadapan berdiri disisi jalan, yanga satu besar dan mewah, yang lain kecil seperti gubuk, yang besar milik seorang yang kaya, yang kecil milik seorang yang miskin. Tuhan berpikir jika saya menginap di rumah orang kaya, sudah mungkin tidak menambah beban. Ketika orang kaya mendengar ada orang yang mengetuk pintu rumahnya, dia membuka jendela bertanya kepada orang asing tersebut kenapa mengetuk pintu rumahnya, Tuhan menjawab : “Saya ingin menginap satu malam dirumahmu.”
Si kaya melihat Tuhan dari kepala sampai kaki, dia melihat Tuhan memakai pakaian yang sederhana, tidak mirip dengan orang yang mempunyai uang, dia menggelengkan kepalanya berkata : ” Tidak bisa, saya tidak mengizinkan kamu menginap disini, rumah saya menumpuk banyak obat-obatan dan bibit unggul, jika setiap orang mengetuk pintu saya dan menerimanya, tidak akan berapa lama, saya bisa menjadi seorang pengemis, kamu cari tempat lain saja.” Setelah berkata demikian, dia menutup jendela dan meninggalkan Tuhan berdiri diluar.
Akhirnya Tuhan membalikkan badan meninggalkan rumah si kaya, lalu berjalan kedepan menuju ke rumah gubuk dan mengetuk pintu, pintu kecil segera terbuka, orang miskin langsung mempersilahkan Tuahan masuk dan berkata : ”Hari sudah gelap, silahkan menginap bersama kami disini, malam ini kamu tidak perlu meneruskan perjalanan.” Tuhan sangat terharu, dia masuk ke dalam rumah, istri orang miskin menjabat tangannya, menyambut kedatangannya dan berkata : ”Jangan sungkan, anggap seperti dirumah sendiri saja.” Meskipun mereka tidak memiliki banyak makanan, tetapi mereka dengan tulus hati mengeluarkan semua milik mereka untuk melayani Tuhan, istri si miskin merebus kentang diatas tungku api, sambil memeras susu kambing, dengan begitu mereka bisa meminum susu. Setelah meja makan dialas taplak meja, Tuhan dan suami istri ini duduk dimeja makan, meskipun hidangan tidak mewah, Tuhan sangat menikmatinya, sebab mereka semua berada dalam suasana gembira makan bersama.
Sesudah makan malam, tiba saatnya untuk tidur, istri si miskin memanggil suaminya dan berkata : ”Dengarkan saya, suamiku tercinta, malam ini kita tidur diatas tumpukan jerami saja, supaya tamu kita bisa tidur nyenyak ditempat tidur kita, dia sudah seharian melakukan perjalanan pasti sangat lelah.” Suaminya menjawab : ”Saya setuju, saya akan mengatakan kepadanya.” Dia lalu datang mengajak tamunya tidur diatas tempat tidurnya, Tuhan tidak setuju tidur diatas tempat tidur kedua orang tua ini, walaupun Tuhan menolak, mereka tetap bersikeras, akhirnya Tuhan menerima usul mereka, tidur diatas tempat tidur, dan mereka berdua tidur diatas tumpukan jerami.
Keesokan harinya, mereka pagi-pagi sudah menyiapkan sarapan yang apa adanya untuk tamunya. Ketika sinar matahari menyusup masuk melalui jendela yang kecil ini, Tuhan terbangun, setelah sarapan bersama mereka, Tuhan hendak melanjutkan perjalannya. Dia berdiri didepan pintu rumah lalu membalikkan badan berkata kepada mereka : ”Kalian berdua adalah orang yang baik hati, silahkan meminta 3 permintaan, saya akan mengabulkan permintaan kalian. Orang miskin ini berkata : ”Saya berharap kami suami istri dapat hidup rukun dan sehat selamanya, setiap hari ada makanan untuk dimakan, sedangkan permintaan ketiga saya tidak tahu saya harus meminta apa lagi?” Lalu Tuhan berkata : ”Apakah engkau tidak berharap mempunyai sebuah rumah yang baru?” ”Oh ya, benar” si miskin berkata : ”Saya sangat suka, jika saya bisa mempunyai sebuah rumah yang baru.” Tuhan mengabulkan permintaan mereka, menggantikan gubuk mereka dengan sebuah rumah yang baru, lalu sekali lagi mengucapkan selamat kepada mereka dan melanjutkan perjalanannya.
Menjelang siang hari, si orang kaya baru bangun, dari jendela dia mengeluarkan kepalanya melihat ke luar, rumah gubuk di depan rumahnya telah berubah menjadi sebuah rumah yang mewah, jendelanya sangat terang, dia sangat terkejut, dengan cepat berteriak kepada istrinya: ”Apa yang terjadi?, semalam masih sebuah gubuk, kenapa dalam semalam bisa berubah menjadi rumah yang mewah? Cepat pergi lihat apa yang terjadi.” Istrinya lalu pergi keseberang jalan bertanya kepada orang miskin, lalu simiskin bercerita kepadanya bahwa semalam ada seorang yang minta menginap, dipagi hari ketika hendak melanjutkan perjalanan orang tersebut menyuruh mereka menyebutkan 3 permintaan yaitu seumur hidup bahagia dan sehat, setiap hari dapat makan dengan kenyang dan mengganti gubuk mereka menjadi rumah yang baru.
Istri orang kaya setelah mendengar cerita tersebut, cepat-cepat memberitahu suaminya. Orang kaya mengeluh : “Saya sungguh benci kepada diri sendiri ! Kenapa saya tidak tahu ! Orang asing tersebut terlebih dahulu datang kerumah kita, ingin menginap dirumah kita, saya yang mengusir dia.” “Sekarang cepat pergi !” istrinya berteriak kepadanya : ”Cepat menunggang kuda dan mengejarnya, engkau pasti dapat mengejarnya, engkau harus membuat dia mengabulkan 3 permintaanmu.” Si kaya merasa ide istrinya sangat bagus, dengan segera dia menunggang kuda mengejarnya, segera dia dapat mengejar Tuhan, meminta maaf kepada Tuhan, meminta Tuhan tidak marah karena tidak mengijinkan Tuhan menginap di rumahnya semalam, dia berkata semalam dia sedang mencari kunci depan rumahnya, rupanya Tuhan sudah berlalu dari rumahnya, jika Tuhan kembali pasti diijinkan tinggal dirumahnya.
“Baiklah,” Tuhan berkata :”Jika saya datang lagi saya pasti akan menginap.” Si kaya lalu bertanya kepada Tuhan apakah dia bisa mengabulkan 3 permintaannya seperti tetangganya. ”Dapat” Tuhan berkata : ”Tetapi ini semua tidak akan baik terhadap dirimu, lebih baik engkau tidak meminta.” Tetapi si kaya berpikir, jika bisa mengabulkan permintaan saya, saya bisa hidup lebih makmur lagi. Tuhan tidak bisa berbuat apa-apa lalu berkata kepadanya : ” Pulanglah ke rumahmu, sebentar lagi 3 permintaanmu akan terkabul.”
Permintaan si kaya sudah terkabul, di dalam perjalanan pulang ke rumahnya, sambil menunggang kuda dia berpikir apa yang hendak diminta, lagi asyik memikirkan permintaannya, tali kekang kudanya terlepas, kuda mulai tidak berjalan dengan baik, sambil lompat-lompat mengacaukan pikirannya, dia betul-betul tidak bisa konsentrasi berpikir, dia menepuk-nepuk leher kuda dan berkata “Bisa santai sedikit, kudaku.” Tetapi kudanya malah melompat-lompat lebih tidak terkendali lagi, dia mulai kehilangan kesabarannya, menjerit kuat-kuat “Saya harap kamu jatuh dan lehermu putus.” Suaranya baru berhenti, kudanya tiba-tiba terjatuh, sama sekali tidak bergerak dan mati. Dengan demikian permintaan pertamanya sudah terkabul. Karena sifat pelitnya dia sayang membuang pelana kudanya, dia mengambil pelana kudanya dan meletakkan diatas bahunya, sekarang dia harus berjalan kaki pulang. “Saya masih mempunyai 2 permintaan.” Dia menghibur dirinya sendiri.
Dia berjalan perlahan-lahan di padang pasir, matahari di tengah hari sangat terik bagaikan berada di dalam tungku api, semakin lama dia semakin emosi, pelana diatas bahunya membuat bahunya sakit, dia masih belum terpikir apa permintaan selanjutnya. “Jika saja saya dapat memiliki harta diseluruh dunia ini. “ Dia mengoceh sendiri : ”Tentu saja saya tidak bisa dengan sekaligus memikirkan semuanya, harus dipikirkan baik-baik, cara apa yang dapat sekaligus memiliki semuanya, tidak boleh ada yang tertinggal.” Dia menghela nafas : ”Oh ya, saya mendengar dari seorang petani di Bovaria, meminta tiga permintaan sangat gampang, permintaan pertama adalah meminta bir yang banyak, permintaan yang kedua adalah meminum sepuasnya sesuai dengan selera, dan yang ketiga adalah meminta tambah 1 durm lagi.”
Ada beberapa kali dia merasa sudah selesai memikirkan permintaannya, beberapa saat lagi dia merasa permintaannya terlalu sedikit, sekarang didalam otaknya berpikir, betapa senang istrinya duduk di rumah, udara sejuk, sedang menyantap makanan yang lezat, dengan berpikir demikian dia semakin emosi tanpa sadar dia mengatakan : ”Saya harap dia bisa duduk diatas pelana ini, tidak bisa turun lagi, jadi saya tidak perlu memikulnya dalam perjalanan.” Perkataannya belum selesai, pelana dibahunya sudah menghilang, dia langsung mengerti permintaan keduanya sudah terkabul. Tiba-tiba dia merasa panas yang tak tertahan lagi, dia mulai lari berharap dapat cepat sampai kerumahnya, sehingga dirumah dapat berpikir dengan tenang hal-hal yang penting untuk permintaan ketiganya.
Ketika sampai dirumah, membuka pintu kamarnya, dia melihat istrinya sedang duduk diatas pelana kuda, sedang menangis dan menjerit, tidak dapat turun dari atas pelana. Dia membujuk istrinya berkata : ”Sabar sebentar, sebentar lagi saya akan meminta seluruh kekayaan didunia ini akan saya berikan padamu, engkau duduk dulu disana jangan bergerak.” Tetapi, istrinya memarahi dia : ”Engkau sangat tolol, jika saya tidak dapat turun dari pelana ini untuk apa seluruh kekayaan di dunia ini, engkau yang membuat permintaan sehingga saya duduk diatas pelana ini, maka kamu harus membuat permintaan supaya saya bisa turun dari pelana ini.” Mendengar perkataan istrinya mau tidak mau dia harus membuat permintaan ketiga supaya istrinya bisa turun dari pelana, permintaan ini langsung terkabul.
Akhirnya, si kaya selain pusing, capek dan malu, dia juga kehilangan kudanya, tidak mendapat apapun, tetapi kebalikan dari si kaya, simiskin malah mendapatkan kegembiraan , kehidupan yang tenang dan kebahagiaan seumur hidup.(erabaru.or.id/ch)