Pada zaman dulu, ada seorang pesulap bernama Houdini yang sangat ternama dan memiliki ketrampilan yang istimewa, dia bisa membuka kunci serumit apapun juga dalam waktu yang sangat singkat, dan selama ini tidak pernah gagal.
Dia pernah menetapkan sebuah target yang penuh dengan tantangan bagi dirinya sendiri: harus bisa meloloskan diri dari kunci yang berbentuk apapun juga, dalam kurun waktu yang tidak lebih dari 60 menit, dengan syarat membiarkan dia mengenakan baju khusus untuk masuk ke dalam, serta tidak boleh ada orang yang mengawasinya di samping.
Ada penduduk sebuah kota kecil di Inggris, memutuskan untuk menantang Houdini yang agung, mereka bermaksud mempermalukan pesulap agung ini. Mereka membuat satu kurungan besi yang khusus dan sangat kokoh, dilengkapi dengan sebuah kunci yang kelihatannya sangat rumit, lalu mereka mempersilahkan Houdini datang untuk melihat apakah dia bisa keluar dari kurungan besi itu.
Houdini menerima tantangan mereka. Dengan mengenakan baju khususnya, dia berjalan masuk ke dalam kurungan besi, setelah pintu besi ditutup dengan mengeluarkan suara ‘brang’, semua orang menaati peraturan dengan membalik tubuh mereka.
30 menit telah berlalu, Houdini bekerja dengan konsentrasi penuh. Satu jam telah berlalu, kening kepala Houdini mulai berkeringat. Dua jam sudah berlalu pula, dari awal hingga akhir Houdini tidak mendengar suara pir membuka kunci yang dia nanti-nantikan itu.
Pada akhirnya ketika tenaganya sudah terkuras habis dia duduk dengan menempelkan tubuhnya di pintu, alhasil pintu besinya terbuka seiring dengan posisi badan dia duduk…
Ternyata, pintu itu sama sekali tidak dikunci, kunci yang kelihatannya sangat hebat itu hanya bentuknya saja.
Pintu tidak terkunci, tentunya kunci tidak perlu dibuka, tetapi sebaliknya pintu hati Houdini telah terkunci.
Kegagalan pesulap agung ini terletak pada, dia terlalu memusatkan perhatian dia pada kunci yang hanya bermakna simbolis itu, tanpa dia sadari tujuan dia telah berubah dari ‘meloloskan diri’ menjadi ‘membuka kunci’. Selain itu, konsep kesan pertamanya telah memberitahukan dia: asalkan kunci, pasti terkunci. (Ming Yuan/The Epoch Times/lin)